| Tidak sedikit orang-orang saleh awalnya adalah orang-orang yang sangat 
jahat saat mudanya. Setelah bertaubat, ia beristiqomah dalam berbuat 
baik dan pengabdian kepada Allah. Beberapa di antara mereka, pada 
akhirnya, menjadi tokoh panutan karena kesucian dan perilaku-perilaku 
yang membebaskan. Konon, Sunan Kalijaga adalah salah satu contoh 
beberapa orang-orang saleh yang berhasil tercerahkan, dan selanjutnya 
menjadi tokoh pemberi pencerahan pada masyarakat pada zamannya.
 Hidup suci dalam Islam bisa diraih oleh siapa saja. Kesucian hidup, 
bukanlah hak istimewa seseorang. Jalan tersebut terbuka bagi siapa saja,
 tidak hanya milik para ulama. Bahkan orang jahat sekalipun, ia bisa 
menapak cara hidup suci, asal dia bersedia untuk bertaubat dan 
bersungguh-sungguh. Bagi Allah, kesalehan bukan karena sama sekali tidak
 berbuat dosa, akan tetapi orang yang saleh adalah orang yang setiap 
kali berbuat dosa dia menyesali dan selanjutnya tak mengulangi perbuatan
 tadi.
 Pepatah Arab menegaskan : "Manusia adalah tempat salah dan 
lupa". Pepatah di atas bukan berarti manusia dibiarkan untuk selalu 
berbuat salah dan dosa, akan tetapi kesalahan pada diri manusia harus 
ditebus dengan tobat, penyesalan dan penghentian. Rasulullah bersabda : 
Setiap anak Adam adalah sering berbuat salah. Dan, sebaik-baik orang 
yang berbuat salah adalah orang-orang yang bertaubat.? (H.R. Tirmidzi)
 Taubat
 yang sungguh-sungguh di mata Allah adalah pembersihan diri yang sangat 
dicintai. Dalam Islam, pertaubatan bukan melalui orang lain, sebut saja 
orang saleh, tetapi dari diri sendiri secara langsung kepada Allah. 
Apalagi, Islam tidak mengenal penebusan dosa dengan sejumlah uang. Islam
 sungguh sangat berbeda dengan cara-cara pertaubatan dibanding 
agama-agama lain. Islam memandang, pertaubatan adalah persoalan yang 
sangat personal antara seorang hamba dengan Tuhannya. Dan, Tuhan dalam 
Islam adalah Tuhan yang bisa didekati sedekat mungkin, bukan tuhan yang 
berada di atas langit, tak terjangkau.
 Sabda Rasulullah (saw) : 
"Sesungguhnya Allah lebih suka menerima tobat hamba-Nya melebihi dari 
kesenangan seseorang yang menemukan kembali ontanya yang hilang di 
tengah hutan." (H.R. Bukhori dan Muslim)
 Islam tidak menganggap 
taubat sebagai langkah terlambat kapanpun kesadaran itu muncul. Hisab 
(perhitungan) akan amal-amal jelek kita di mata Allah akan terhapus 
dengan taubat kita. Lembaran baru hidup terbuka lebar. Langkah anyar 
terbentang. Sabda Nabi (saw) : Siapa yang bertobat sebelum matahari 
terbit dari barat, maka Allah akan menerima taubat dan memaafkannya.? 
(H.R. Muslim)
 Bertaubat, demikian halnya, dijadikan amalan dzikir 
oleh Rasulullah (saw) setiap hari. Beliau beristighfar kendati 
sedikitpun beliau tidak melakukan dosa. Karena lewat istighfar, Nabi 
memohon ampun dan mengungkapkan kerendahan hati yang sangat dalam di 
hadapan yang Maha Agung. Sabda Nabi (saw) : Hai sekalian manusia, 
bertaubatlah kamu kepada Allah dan mintalah ampun kepada-Nya, maka 
sesungguhnya saya bertaubat dan beristighfar tiap hari 100 kali.? (H.R. 
Muslim)
 Firman Allah : Katakanlah ! Hai hamba-hamba-Ku yang berdosa 
terhadap jiwanya sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
 Sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa. Sesungguhnya Dia Maha 
Pengampun lagi Maha Penyayang.? (Q.S. al-Zumar : 53)
 Hai orang-orang
 yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan seikhlas-ikhlas taubat, 
semoga Tuhan mu akan menghapuskan dari kamu akibat kejahatan 
perbuatan-perbuatanmu, dan akan memasukkan kamu ke dalam surga yang 
dibawahnya mengalir sungai-sungai.? (Q.S. al Thalaq : 8)
 Dalam 
memperbaiki kesalahan dan membersihkan diri dari dosa, ada dua hal yang 
perlu diperhatikan, yaitu hak Allah dan hak bani Adam. Apabila kesalahan
 atau dosa berhubungan dengan hak Allah, maka ada tiga syarat yang harus
 dipenuhi, yaitu :
 1.Harus menghentikan tindakan maksiat.
 2.Harus dengan sungguh-sungguh menyesali perilaku dosa yang telah dikerjakan.
 3.Berniat dengan tulus untuk tidak mengulangi kembali perbuatan tersebut.
 
 Dan,
 apabila kesalahan itu berhubungan dengan bani Adam, maka syarat 
bertambah satu, yaitu harus menyelesaikan urusannya dengan orang yang 
berhak dengan meminta maaf atau halalnya, atau mengembalikan apa yang 
harus dikembalikan.
 Sabda Nabi (saw) : Orang yang bertaubat dari 
dosa seperti orang yang tidak berdosa. Dan orang yang minta ampunan dari
 dosanya, sedangkan dirinya tetap mengerjakan dosa, seperti orang yang 
mempermainkan Tuhannya.? (H.R. Baihaqi)
 Tidak sedikit orang-orang 
saleh awalnya adalah orang-orang yang sangat jahat saat mudanya. Setelah
 bertaubat, ia beristiqomah dalam berbuat baik dan pengabdian kepada 
Allah. Beberapa di antara mereka, pada akhirnya, menjadi tokoh panutan 
karena kesucian dan perilaku-perilaku yang membebaskan. Konon, Sunan 
Kalijaga adalah salah satu contoh beberapa orang-orang saleh yang 
berhasil tercerahkan, dan selanjutnya menjadi tokoh pemberi pencerahan 
pada masyarakat pada zamannya.
 Wallahu a'lam
 | 
0 coment:
Posting Komentar
Berikan Pendapat atau Argumen Anda...!!!