1. Pengenalan
Public relations (hubungan
masyarakat) adalah sangat vital bagi setiap Badan/Perusahaan dan meskipun
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang masih baru, maka dalam tempo yang
relatif singkat telah berkembang dengan pesat.
Dalam pada itu, kita melihat suatu kenyataan yang harus mendapat perhatian sepenuhnya, ialah bahawa sampai sekarang masih terjadi kurang pengertian terhadap peranan dan vitalitet public relations itu, sehingga banyak Badan-badan/Perusahaan-perusahaan belum menempatkan publik relations pada proporsi yang sebenarnya. Akibatnya public relations (senjata manajemen yang ampuh ini) belum dihasilgunakan secara maksimal oleh banyak manajer Indonesia. Sesungguhnya Humas turut menentukan berhasil tidaknya, hidup matinya Badan/Perusahaan; sebab tanpa bantuan dan dukungan masyarakat tidak mungkin suatu Badan/Perusahaan dapat berdiri dan berjalan baik. Oleh karenanya adalah menjadi tugas kita untuk berusaha menyumbangkan tenaga dan fikiran guna membina Humas di tanah air kita.
Dalam pada itu, kita melihat suatu kenyataan yang harus mendapat perhatian sepenuhnya, ialah bahawa sampai sekarang masih terjadi kurang pengertian terhadap peranan dan vitalitet public relations itu, sehingga banyak Badan-badan/Perusahaan-perusahaan belum menempatkan publik relations pada proporsi yang sebenarnya. Akibatnya public relations (senjata manajemen yang ampuh ini) belum dihasilgunakan secara maksimal oleh banyak manajer Indonesia. Sesungguhnya Humas turut menentukan berhasil tidaknya, hidup matinya Badan/Perusahaan; sebab tanpa bantuan dan dukungan masyarakat tidak mungkin suatu Badan/Perusahaan dapat berdiri dan berjalan baik. Oleh karenanya adalah menjadi tugas kita untuk berusaha menyumbangkan tenaga dan fikiran guna membina Humas di tanah air kita.
Menurut Cutlip, Certex dan Broom (1985) hubungan masyarakat adalah
sebagai satu fungsi manajemen yang memahami atau mengetahui, keberadaan dan menegaskan
hubungan bersama di antara organisasi dengan berbagai-bagai publiknya yang
menentukan keberhasilan dan kegagalan
organisasi itu. Satu lagi pengertian
hubungan masyarakat (Humas) ialah “Public
Relation News” . Pengertian ini menyatakan bahwa hubungan masyarakat ialah
satu fungsi manajemen yang menilai pendapat publik, untuk mengetahui kebijakan
dan peraturan organisasi yang berkaitan dengan publik dan melancarkan program
tindakan untuk mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik.
Pada umumnya, pengamal Humas
harus mengetahui dan memahami pendapat publik terhadap organisasinya
(Badan/Perusahaan), menilai dampak pendapat publik itu terhadap organisasi,
menyesuaikan pendapat publik dengan kebijakan-kebijakan organisasi, memberikan
input atau masukan kepada manajemen organisasi tentang tindakan yang perlu
diambil untuk memanfaatkan organisasi, dan mewujudkan hubungan dua arah agar
hubungan yang sehat di antara publik dan organisasi dapat diwujudkan secara
terus menerus.
Dengan itu, Humas berfungsi
lebih daripada publikasi dalam sebuah organisasi. Humas ialah satu usaha
komunikasi yang terancang senantiasa meninjau pendapat publik dan mewujudkan
aktivitas komunikasi yang sesuai untuk menjalinkan keharmonisan hubungan di
antara publik dan Badan/Perusahaan. Publikasi adalah lebih kepada penyebaran
sesuatu berita yang dianggap oleh pihak media yang mempunyai nilai berita
kepada khalayaknya. Bisa dikatakan publikasi ialah satu cara menempatkan berita
dalam sesuatu media tanpa kontrol organisasi yang berkenaan karena ia tidak
membayar ruang berita itu. Tetapi tidak dipungkiri bahwa publikasi ialah
salah satu strategi yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai objektif
hubungan masyarakat. Perlu juga diingat walaupun publikasi digunakan sebagai
satu strategi Humas. Janganlah pula kita menganggap hubungan masyarakat hanya
semata-mata untuk “mendapat publikasi” atau
“mendapatkan ekspos media” saja.
Sebuah organisasi (Badan/Perusahaan) memerlukan hubungan dengan publik
(orang ramai) karena dalam analisis terakhir, publik yang akan menentukan
keberadaan organisasi tersebut. Apakah organisasi itu sebuah organisasi
perniagaan (perusahaan), organisasi masyarakat (Ormas) dukungan dari publik
akan menentukan sejauh mana ia dapat bergerak mencapai objektif atau tujuannya.
Tanpa dukungan publik, organisasi
yang menjual produk tidak akan mendapat pelanggan atau konsumen, demikian juga
dengan organisasi masyarakat tidak akan mendapat respon positif masyarakat atau
publik.
Sebagai sebuah organisasi
adalah bergantung kepada dukungan publik dan lingkungan, maka organisasi yang
berkenaan perlulah menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. Menurut Morgan
(1986), untuk sebuah organisasi terus wujud atau ada, ia mestilah mencapai satu
hubungan yang harmonis dengan lingkungannya.
Dengan itu, Humas dalam sebuah
organisasi (Badan/Perusahaan) perlulah senantiasa meninjau keinginan, keperluan
dan perilaku publik terhadap Badan/Perusahaan dan memberikan input atau saran
kepada Badan/Perusahaan mereka bekerja untuk membuat penyesuaian di tempat Badan/Perusahaan
sesuai dengan lingkungan publik itu.
Sementara ini, kita telah
membincangkan tentang hubungan organisasi dengan publik eksternal. Hal yang
penting adalah juga menjadi fungsi Humas untuk memastikan bahwa publik internal
(seperti pekerja, pemegang saham, direktur) senantiasa ditinjau pendapatnya tentang
perjalanan organisasi. Publik internal ini juga memainkan peranan yang penting
untuk menentukan hidup matinya sebuah organisasi.
Dalam implementasi hubungan
masyarakat dengan pendapat publik adalah penting. Justru itu, Humas bisa
berfungsi untuk mengubah pendapat publik yang berbeda pendapat dengan
organisasinya, mempertahankan pendapat yang serasi ataupun mewujudkan pendapat
publik tentang sesuatu isu. Ini disebabkan setiap individu publik mempunyai
tanggapan dan sikap yang berbeda. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh
pendidikan, hubungan sosial, pengaruh media dan sebagainya. Walau bagaimanapun,
apabila berhadapan dengan sesuatu isu, individu publik itu akan mempunyai kata
sepakat terhadap isu-isu tersebut. Pendapat sepakat publik itu terbentuk dalam
berbagai-bagai cara yang dipengaruhi oleh faktor seperti budaya, pendapat awal,
situasi masa, pengaruh sosial, bangsa, kelas sosial dan lain-lain.
Dalam hal ini, bisa dikatakan
bahwa hubungan masyarakat adalah penting untuk sebuah organisasi menentukan keberadaannya.
Fungsi Humas pula mestilah memastikan bahwa organisasi itu bersifat dinamis,
dan bersedia untuk berubah sesuai dengan situasi lingkungannya. Untuk
memastikan bahwa Badan/Perusahaan mendapat dukungan dari publiknya, aktivitas
hubungan masyarakat perlu diadakan secara kontinue. Banyak Badan/Perusahaan menganggap
strategi hubungan masyarakat sebagai strategi penyelesaian masalah.
2. Strategi Hubungan Masyarakat (Humas)
Bagi pengamal Humas, strategi
dalam membangun reputasi untuk meraih dukungan publik sangat penting karena peranan
Humas sebagai medium antara sebuah Badan/Perusahaan dengan publik di
lingkungannya. Dalam hal ini, ada empat tahap dalam strategi hubungan
masyarakat yaitu (a) Mengetahui permasalahan; (b) Perencanaan; (c) Mengambil
tindakan dan komunikasi; dan (d) Evaluasi program;
(a) Mengetahui permasalahan
Tahap ini pada dasarnya
menimbulkan pertanyaan, ”apakah yang terjadi sekarang?” Ini maksudnya Humas
perlu menganalisis situasi yang ada hubungan di antara Badan/Perusahaan dan
publik. Adalah tidak memadai dengan hanya mengetahui situasi, tetapi perlu
dipastikan apakah yang menjadi punca permasalahan, golongan publik yang
terlibat, dan kebijakan atau aktivitas Badan/Perusahaan yang berkaitan.
Informasi ini bisa diperoleh melalui penelitian atau sumber tidak formal
seperti hubungan dengan pemimpin masyarakat, serikat pekerja, pemimpin politik,
ataupun analisis isi media.
(b) Perencanaan
Setelah informasi tentang apa
yang ”sedang terjadi sekarang?” dikumpulkan, maka Humas akan dapat gambaran
yang jelas apakah permasalahan yang sedang terjadi. Humas perlu berusaha
mengatasi permasalahan tersebut dengan merencanakan beberapa strategi Humas
untuk memastikan hubungan dan kesefahaman di antara publik dan Badan/Perusahaan
terus berada dalam keadaan harmonis. Strategi itu adalah dalam bentuk jangka
panjang dan jangka pendek.
Dalam usaha perencanaan ini
mestilah ditentukan apakah objektif atau tujuan yang ingin disampaikan, karena
tanpa objektif yang nyata maka tujuan yang perencanaan tidak akan tercapai. Humas
juga perlu memikirkan alternatif-alternatif yang bisa memberikan dampak yang
maksimal. Selain daripada itu, setiap perencanaan strategi akan melibatkan biaya
dan juga dukungan daripada semua pihak dalam Badan/Perusahaan. Dalam usaha
penyebaran informasi perlu juga ditentukan teknik penyebaran seperti media
manakah yang sesuai untuk sampai kepada publik yang tertentu.
Setelah dibuat perencanaan
maka perlu dibuat keputusan atau perlu perencanaan itu dilaksanakan secara
menyeluruh tanpa ada perubahan atau perlu diubah beberapa bagian ataupun
menolak sepenuhnya dan merencanakan satu strategi yang baru.
(c) Mengambil tindakan dan berkomunikasi
Dalam usaha mengambil
tindakan, Humas perlu mengetahui setiap kategori publiknya. Ini disebabkan
dalam menjalankan tindakan strategi hubungan masyarakat, sesuatu kategori
publik mungkin mempunyai pendapat yang tersendiri. Dengan itu, strategi
tindakan terhadap sesuatu publik perlu mempunyai strategi informasi dan
medianya yang tersendiri. Tentang saluran, jenis informasi dan kemungkinan
terjadinya halangan atau kendala komunikasi yang mungkin untuk penyebaran
informasi perlulah ditinjau dari teori-teori komunikasi yang berkenaan, agar
dapat ditentukan apakah metode yang sesuai untuk digunakan.
(d) Evaluasi program
Untuk menentukan sejauh mana
dampak sesuatu objektif strategi hubungan masyarakat itu perlu dibentuk satu
ukuran yang sesuai. Evaluasi itu bisa dibuat berdasarkan tujuan akhir yaitu
adakah pendapat publik telah berubah seperti yang diharapkan oleh organisasi.
Antaranya ialah siapakah yang telah menukar pendapat, siapakah yang telah
berubah sikap, adalah masalah yang telah diketahui untuk diselesaikan atau
apakah pendapat publik tentang informasi yang mereka terima dari Badan/Perusahaan.
Biasanya, Humas haruslah
membuat penilaian atau evaluasi pada beberapa tahap, yaitu tahap pelaksanaan
agar dapat diganti strategi yang kurang rapi atau tidak tercapai dan tahap
akhir untuk meninjau dampak secara keseluruhannya.
3. Humas Lebih Banyak Mendengar daripada Berbicara
Pepatah lama mengatakan, fakta bahwa kita
mempunyai dua telinga dan satu mulut mengisyaratkan bahwa seharusnya kita lebih
banyak mendengarkan daripada berbicara. Berbagai kajian menunjukkan bahwa
ketidakmampuan mendengarkan ini berisiko, berbahaya dan terkadang menimbulkan akibat
yang fatal, terutama dalam Badan/Perusahaan. Karena itu, bukan tidak mungkin
banyak organisasi (perusahaan-perusahaan) di lingkungan kita belakangan ini
diprotes oleh masyarakat dan pekerjanya disebabkan ketidakmampuan para
pemimpinnya untuk mendengarkan orang lain khususnya publik.
Mendengarkan (listening) berbeda daripada mendengar (hearing). Yang pertama bersifat aktif,
sedangkan yang kedua bersifat pasif (sekedar proses fisiologis dan bersifat
mekanis). Meskipun mendengarkan adalah perilaku komunikasi paling awal yang
dipelajari manusia, dan baru berbicara, membaca dan menulis, anehnya orang
lebih senang berbicara daripada mendengarkan. Itu karena berbicara merupakan
sarana untuk menarik perhatian orang lain, sebagai aktualisasi diri, dan
memperoleh pengakuan sosial bahwa kita cerdas, intelektual, berwibawa dan
berkuasa. Sebaliknya, mendengarkan diasosiasikan dengan kepasifan, kelemahan
dan kekurangan otoritas atau kuasa.
Sebenarnya mendengarkan sama
pentingnya dengan berbicara, kalaupun tidak lebih penting. Banyak orang gagal
dalam hidup mereka karena mereka gagal mendengarkan. Dalam ilmu komunikasi,
mendengarkan adalah mekanisme perolehan umpan balik (feedback) yang berguna bagi komunikator untuk mengetahui apakah
komunikasinya berjalan baik, sesuai dengan harapan khalayak atau publik.
Dalam Humas, mendengarkan
ternyata merupakan perilaku komunikasi yang paling penting. Ketika 282 anggota Academy of Certified Administrative Manager di
Amerika Serikat di minta mendaftar keterampilan yang terpenting bagi kemampuan
manejerial, ”mendengarkan secara aktif” ditempatkan pada urutan pertama dan
termasuk kategori superkritis. Dalam suatu survei yang lain, 170 pebisnis
diminta menguraikan keahlian-keahlian yang mereka anggap penting dan yang
seharusnya diajarkan di universitas; dalam setiap kategori mendengarkan
merupakan respon pertama. Mendengarkan itu penting bagi Badan/Perusahaan karena
hal itu meningkatkan produktivitas sebuah Badan/Perusahaan tersebut dalam berkomunikasi
dengan publiknya untuk memperoleh persepsi sosial.
Bagi Humas kita harus
mempunyai persepsi sosial yang tinggi dan akurat dalam menjalankan fungsi Humas.
Persepsi sosial adalah proses yang dengan itu kita mencoba menangkap arti
objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita.
Persepsi adalah suatu aspek penting dalam komunikasi, bahkan sebagai inti
komunikasi. Tanpa persepsi yang akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi secara
efektif.
Persepsi sosial akurat yang dimiliki
Humas mengisyaratkan kemampuan mereka untuk melihat permasalahan, dan aspirasi
publik dan mengevaluasinya secara jelas dan tepat. Persepsi ini bisa mereka
peroleh bila mereka ”turun gunung” untuk mendengarkan suara publik secara
langsung dan berdialog dengan mereka, tidak hanya menerima pesan-pesan
masyarakat lewat pihak lain, terutama bawahan yang selalu bersikap asal bapak
senang (ABS).
Pengenalan masalah, bak
pepatah, merupakan setengah dari keberhasilan penyelesaian masalah tersebut.
Dengan persepsi sosialnya yang akurat itu, maka Humas akan memainkan peranan
meraih dukungan publik.
Humas dan Lingkungannya
Menurut Buckley (1967) yang
memberikan gambaran bagaimana Badan/Perusahaan bertindak dengan lingkungan dan
mengadaptasikan diri dalam lingkungan yang senantiasa berubah dan bergelora.
Lingkungan di sini merangkumi organisasi lain (lawan maupun kawan),
perusahaaan, agensi bisnis, organisasi politik, organisasi sosial dan
masyarakat. Perubahan agensi hubungan masyarakat perlu sejajar dengan tekanan
dari dalam dan luar supaya agensi tetap hidup dan berkembang, tidak mati di
tengah jalan karena tidak dapat menyesuaikan diri. Jadi, ramalan lingkungan yang tepat dan
sempurna layak dipantau. Imej Badan/Perusahaan harus dijaga dengan rapinya.
Informasi rahasia Badan/Perusahaan harus disimpan, meskipun informasi penting
dari lingkungan harus digali ke dalam untuk memantapkan dan menstabilkan Humas.
Tugas ini harus dilaksanakan oleh Humas dengan lebih serius.
Saling hormat-menghormati antara
Humas dengan publik patut dieratkan dan terjalin dengan baik. Peranan yang
dimainkan Humas adalah lebih mirip sebagai perentang perbatasan (boundary spanner). Tugas Humas ialah
menjalin hubungan dengan mereka dari organisasi luar yang saling ketergantungan
antara satu sama lain untuk kehidupan masing-masing.
4. Kesimpulan
Apabila kita merumuskan
pendekatan penglibatan Humas bahwa pendekatan dan pemaparan di atas memberitahu
kita bahwa Humas dapat memainkan peranan dalam membawa perubahan kepada
lingkungan dan juga kepada organisasi hasil dari input lingkungan. Pendekatan ini disebut pendekatan sistem terbuka
(Open System Model of Public Relation)
yang mana Badan/Perusahaan dan lingkungan saling mempunyai peranan yang sama.
Di samping itu, hubungan antara Badan/Perusahaan dan publik dijaga. Jika
sekiranya hubungan perlu diubah, perubahan adalah atas dasar disenangi bersama
dan saling mempengaruhi antara satu sama lain. Dasar penyesuaian yang berlandaskan
timbal balik output-umpan balik adalah sesuai demi memperkokohkan kepercayaan
publik kepada Humas. Humas mempunyai peluang bertindak sebagai pemberi masukan
dalam membuat keputusan terutama ketika krisis terjadi.
Humas memainkan peranan yang
penting dalam Badan/Perusahaan bersama publik. Jadi dalam pemaparan di atas Humas
dengan keahlian dan kemampuan yang ada, di samping pengalaman, dapat
mengamalkan hubungan komunikasi dua arah. Humas mempunyai kemampuan dalam
membentuk komunikasi dua arah. Jadi, dapat mempengaruhi bukan saja organisasi
tetapi publik. Humas ikut memainkan peranan sebagai kaunselor dan manejer.
Jadi, manajemen konflik dan
pembentukan hubungan dengan publik yang strategik adalah penting. Pengetahuan
dalam menjalankan penelitian adalah penting dipelajari oleh Humas supaya mereka
dapat memprediksi apa yang terjadi di masa depan Badan/Perusahaan, lingkungan
dan publik. Ini adalah penting dengan peranan utama komunikasi dalam sistem
sosial sesuatu Badan/Perusahaan. Jadi Humas mestilah sensitif terhadap
lingkungan karena kebijakan, prosedur dan tindakan Badan/Perusahaan saling
bergantung kepada antara satu sama lain.***
0 coment:
Posting Komentar
Berikan Pendapat atau Argumen Anda...!!!